Al-Qur’an: Kurikulum Utama Tarbiyah Ramadhan (Refleksi 10 Hari Terakhir)

Kerasulan Nabi tidak akan berarti tanpa kehadiran Qur’an, karenanya “SK Kerasulan” ditandai dengan turunya Iqra’ (Al-Alaq), pergerakan dakwah tidak akan dimulai kalau belum jelas konsepnya maka turunlah Al Muddatsir, pendidikan akan tersesat jika tidak dilandasi Qur’an karena diturunkan Al Muzzamil, dan kehidupan akan gelap tanpa cahayanya karena keberadaanya adalah petunjuk.

ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (Al-baqarah: 2)

Kesuksesan terbesar bagi orang tua dan lembaga pendidikan adalah saat mampu mengantarkan anak-anaknya menjadi Ahli Qur’an, jikapun tidak sampai pada level Hafidz atau Mufassir karena itu memang memerlukan jalan khusus, tapi setidaknya lantunan _mu’jizat_ itu sudah bergetar di lisannya bersama kemuliaan setiap huruf yang diucapkan. Karena dengan membacanya saja, kebaikan sudah tidak tak terhingga, sebagaimana sabda Rasulullah:

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan dilipatgandakan sepuluh. Aku tidak mengatakan ‘alif laam miim’ itu satu huruf, akan tetapi, Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf ” (HR. At-Tirmidzi)

Dan juga dalam sabda Nabi yang sangat populer, “sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)

Menjadi musibah dan kesedihan tiada terkira bagi siapa saja saat tidak bisa membaca al-qur’an karena sudah pasti akan kehilangan kesempatan untuk membacanya. Jangankan yang tidak pandai membacanya, yang sudah mahir saja belum tentu bisa meluangkan waktu dengan baik bersama al-Qur’an.

Padahal Allah yang maha tahu dengan segala sesuatu, sudah menurunkan mu’jizat yang terkhir ini dengan bahasa yang mudah dan indah, bisa dibaca oleh semua usia, lintas bahasa dan lintas manusia bahkan lintas generasi sampai akhir zaman. Karena itu tidak ada alasan untuk tidak bisa membacanya tinggal kita mau atau tidak.

Sebagaimana Firman-Nya;

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS.Al-Qamar: 17)

Apalah artinya rumah yang mewah, harta berlimpah, anak yang banyak, jika di dalamnya tidak menjadikan Qur’an sebagai pendidikan utama, mereka malas membaca, lebih asyik dengan dunia maya dibandingkan bersua dengan Qur’an.
Aus bin Abdullah mengatakan “Memindahkan batu yang besar lebih ringan bagi seorang munafik daripada harus membaca Al-Qur’an.” Jangan sampai kita menjadi munafik atau memelihara sifa-sifatnya yang salah satunya malas membaca Al-Qur’an. Na’dzu billah.

Ibnul Qayyim berkata, “ada banyak jenis tindakan meninggalkan Al-Qur’an; tidak mendengar dan beriman kepadanya, tidak membacanya, tidak mengamalkannya, tidak menjadikannya sebagai landasan hukum, tidak merenungkannya, tidak mengupayakan kesembuahan darinya untuk penyakit hati dan fisik. Hal ini termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala,

وَقَالَ ٱلرَّسُولُ يَٰرَبِّ إِنَّ قَوْمِى ٱتَّخَذُوا۟ هَٰذَا ٱلْقُرْءَانَ مَهْجُورًا

”Dan Rasul (Muhammad) berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an ini diabaikan ” (Al-Furqan:30)

Orang yang menjaga hubungan daik dengan al-Qur’an, maka al-Qur’an akan menyertainya sampai ke akhirat yang di dalamnya banyak tingkatan Syurga, Rasulullah Shallalla Alaihi wa Sallam bersabda:

“Diserukan kepada sohibul Qur’an, ‘bacalah dan naiklah sebagaimana kamu dahulu membacanya di dunia. Bahwasanya *kedudukanmu sesuai akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Abu Daud)

Dari hadits di atas menjelaskan bahwa semakin banyak ayat yang dibaba maka akan semkin tinggi kedudukan di Syurga sampai pada ayat yang terakhir dibaca. Masya Allah

Dalam sebuah Syair disebutkan,

Mohonlah perlindungan Allah dan jagalah Kitab-Nya.

Di dalamnya ada petunjuk yang benar dan kebaikan yang sempurna.

Dialah simpanan menggiurkan dan kekayaan yang menjanjikan.

Dengannya pasti diperoleh banyak manfaat
Menjadi petunjuk orang yang sesat dalam hawa nafsunya.

Menjadi hiburan bagi yang terperangkap dalam musibah.

Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu berkata, “sekiranya hati kalian suci, tentu kalian tidak akan puas membaca dan mendengarkan firman Allah.”

Al-Hasan (Cucu Nabi) berkata dalam sebuah nasehat berharganya, “wahai anak Adam, Demi Allah, sekiranya kamu membaca Al-Qur’an kemudian kamu beriman kepadanya, tentu akan semakin panjang kesedihanmu hidup di dunia, semakin besar rasa takutmu terhadap godaan dunia, semakin sering kamu menangis meratapi kelalaianmu hidup di dunia.”

Menapaki tarbiyah Ilahi di bulan Ramdhan ini, bulan diturunkannya Al-Qur’an, Mari terus membangun semangat membaca Al-Qur’an dan mengkhatamkannya dengan tartil dan penuh keikhlasan. Semoga dengannya menjadi pemantik rasa untuk mencicipi momen istimewa yaitu _lailatul Qadr_. Dan bagi Orang Tua serta Sekolah, mari jadikan Al-Qur’an sebagai kurikulum utama dan Program Unggulan.

Mohammad Ramli
Batam, 15 Mei 2020
Referensi Utama, Durusul Am (Terj. Kultum Setahun), Abdul Malik bin Muhammad Abdurrahman Al-Qasim.

Leave a Comment