Mainstream
Mainstream
Oleh: Ustadz Azhari, Wakil 3 Kemahasiswaan
Nabi saw diutus kepada seluruh umat manusia (kaffah linnaas) dengan misi: tilawah, tazkiyah dan taklim. Menjalankan tugas dan amanah ilahiyah untuk membacakan ayat-ayat Allah (kauniyah-qauliyah), mensucikan diri dan jiwanya dari noda, serta mengajarkan Al-Qur’an dan sunnah (ta’limul kitab wal hikmah), agar umat manusia tersebut selamat dari kesesatan yang nyata (dhalalun mubin).
Manusia manusia yang tercerahkan tadi lewat usaha sadar dan rekayasa sosial yang sistematis dan terstruktur berupa tilawah tazkiyah dan taklim, kelak akan menjadi pionir pioner dalam menegakkan peradaban (iqomatud diin).
Hal itulah yang bisa kita petik dan jadikan pelajaran tentang perjalanan risalah islamiah ini di awal awal perlangkahannya di Makkah.
Hingga kemudian hasil tarbiyah lewat kurikulum wahyu di atas, yang dibimbing langsung oleh Allah dengan sistematis, menghasilkan output generasi terbaik umat ini (khairul qurun). Para alumni tarbiyah ilahiyah inilah yang menjadi komunitas masyarakat (khairah ummah) saat tegaknya peradaban di kota yang didesain langsung oleh nabi saw (civilization), yaitu madinah al munawwarah.
Lewat arus utama berupa tarbiyah dengan kurikulum wahyu, yang langsung dididik oleh Allah (perantara malaikat Jibril), menjadi ahsanu ta’dib bagi Rasulullah Saw dan para sahabatnya.
Kemudian, amanah iqomatud diin tersebut diletakkan, diserahkan dan diteruskan untuk disebarkan ke gelanggang bumi Allah. Dimulai dari kota nabi yang bercahaya, agar cahaya petunjuk dan kasih sayang-Nya memancar, ke seluruh penjuru alam (rahmatan lil alamiin).
Itulah mainstream tarbiyah dan dakwah. Satu arus yang dikerjakan secara masif dan sistematis untuk mencetak generasi rabbani dan kelak tandang ke medan dakwah melanjutkan misi yang sama tadi agar nilai nilai keimanan itu menyebar, termanifestasi ke seluruh aspek kehidupan manusia.
Inilah arus utama gerakan itu: tarbiyah dan dakwah.
Dan pada akhirnya, seyogyanya, semua kita mesti terhantar untuk menjalankan misi tarbiyah ini (mencetak generasi terbaik), dan kemudian melanjutkan estafet perjuangan di jalan dakwah, dalam panggung peradaban.
.