Program Unggulan Mahasiswi STIT Hidayatullah Batam: Hafal Al-Qur’an 30 Juz
Seperti halnya Kampus 3 Hidayatullah Marina, sebagai pusat tahfizh dan bahasa untuk mahasiswa, Kampus 2 Hidayatullah Tanjung Uncang pun mempunyai program yang sama untuk mahasiswi. Program unggulan tersebut adalah tahfizhul Qur’an. Bahwa, sebagian besar agenda mahasiswi tersistem untuk menghafal al-Qur’an secara intensif hingga khatam 30 juz.
Ustadz Mohammad Ramli, Ketua STIT Hidayatullah Batam menyatakan, bahwa inilah nilai jual dan ciri khas yang sedang dibangun di Pendidikan Tinggi ini, demi melahirkan generasi penerus bangsa yang qur’ani dan rabbani. Sebab, inilah syarat yang harus dipenuhi, yaitu al-Qur’an, untuk menggapai visi itu, demikian paparnya.
“Syaratnya jelas, dalam al-Qur’an Surah Ali Imron ayat 79, kunu rabbaniyyina bima kuntum tu’allimunal kitaba wa bima kuntum tadrusun (Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya)”, ucap Ramli secara gamblang dalam sebuah forum.
Jadi, lanjut beliau, inilah generasi yang kita harapkan, yaitu generasi rabbani, sebab ia mengajarkan al-Qur’an dan mempelajarinya, membacanya, menghafalnya, bahkan mentadabburi serta mengamalkannya. Sehingga kita ingin generasi muda bangsa ini berkecimpung untuk belajar dan menghafal al-Qur’an. Karena dengan itu, generasi ini akan menjadi terbaik.
Dalam menjalankan program itu, STIT Hidayatullah Batam membuat sejumlah sistem dan perangkat pendukung, agar tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud dengan pasti. Perangkat-perangkat itu misalnya, ada koordinator program, murabbi halaqah, lembar monitoring, sistem menyimak, metode menghafal, hingga ikhtibar dan wisuda 30 juz.
Anis Habibah Hasanah, koordinator tahfizh di mahasiswi menjelaskan, jumlah mahasiswi semester dua ada 54 orang, sehingga harus dibuat halaqah, agar dapat dikontrol dengan baik. Ada lima halaqah, yang tiap halaqah terdiri 10-13 orang. Halaqah ini kemudian dibimbing oleh seorang murabbi, yang bertugas untuk mengajarkan bacaan al-Qur’an, menerima hafalan, membimbing dan mengontrol para anggota halaqahnya.
Murabbi halaqah adalah orang pilihan. Ada yang punya latar belakang pendidikan di pondok tahfizh sebelumnya. Bahkan beberapa yang sudah hafal al-Qur’an 30 juz. Punya bacaan yang fasih, serta memiliki pengalaman panjang dalam membimbing santri.
Untuk setoran hafalan kepada murabbi, lanjut Anis, bervariasi. Ada yang satu lembar perhari. Ini bagi mahasiswi pilihan yang punya kemampuan menghafal cepat. Ada yang satu halaman perhari, pada umumnya dipilih mahasiswi. Paling rendah setengah halaman perhari, bagi mahasiswi yang butuh pendampingan khusus karena latar belakang sekolah umum dan kemampuan berbeda dibanding yang lain.
Selanjutnya, ada tasmi’, yaitu memperdengarkan hafalan yang telah dihafal selama sepekan kepada seorang teman. Dilakukan pada hari Sabtu pagi secara jama’i. Kata Nurul al-Mauizhah, salah seorang murabbi yang sudah khatam 30 juz, semakin dekat ujian hafalan, semakin intens kegiatan tasmi’nya, untuk mengejar target dan memperkuat hafalan.
Di akhir semester, akan diadakan ikhtibar, yaitu ujian hafalan secara tertutup dengan format sekali duduk. Jadi, semua mahasiswi wajib menyetorkan seluruh hafalan al-Qur’annya kepada murabbi, kemudian dinilai kefasihan bacaan dan kelancaran hafalannya. Semakin kurang salahnya, bahkan tidak ada sama sekali, semakin tinggi nilainya.
Untuk target hafalan, maka kebijakan STIT Hidayatullah Batam menetapkan satu juz per semester, tapi ada yang mampu hingga tiga sampai lima juz. Hingga sekarang, bahkan sudah ada yang mampu menghafal hingga tujuh sampai sepuluh juz, padahal baru semester dua.
Inilah gambaran sistem tahfizh untuk mahasiswi STIT Hidayatullah Batam, yang menjadi program unggulan untuk Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH) yang ada di tanah melayu ini. Demi target besar yaitu menjadi seorang hafizhul Qur’an, untuk hadirnya generasi qur’ani bagi masa depan bangsa dambaan umat. (Admin)